Sabtu, 01 Juni 2013

Puluhan Dalang Cilik Unjuk Kebolehan Di Pendopo Wedya Graha


| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |Guna melestarikan budaya seni tradisional khususnya wayang kulit, puluhan dalang usia pelajar SD dan remaja unjuk kebolehan memerankan lakon dan memainkan wayang kulit selama 40 menit dalam pentas seni bertema festival dalang dan kerawitan usia SD di Pendopo Wedya Graha selama dua hari mulai Kamis 30 – 31 Mei 2013.
Dalam festival ini setiap dalang berikut para pengrawit diberikan durasi waktu selama 40 menit untuk mereka manfaatkan menceritakan lakon yang dibawakan sekaligus berbagai karakter wayang.
Selain itu tingkah laku dan suara wayang yang tentunya berbeda antara peran sesuai tokoh wayang satu dengan lainnya merupakan syarat mutlak memerlukan keahlian khusus bagi seorang dalang.
Pada festival dalang cilik ini diikuti tidak kurang dari 25 peserta dan grup kerawitan dari pelajar setingkat SD dan SMP demikian juga ada juga yang terlihat dari beberapa UPT Pendidikan dari 19 kecamatan.
Pada hari pertama, festival dibuka dengan tampilnya salah satu dalang cilik dari UPT Widodaren mengambil lakon Jabang Tetuko dan diteruskan tampilnya Niken Ayu Pratiwi yang merupakan dalang cilik dari UPT Kecamatan Paron dengan lakon Wahyu Irawan.
Sedangkan pada hari kedua 13 dalang berikut kerawitan akan berunjuk kebolehan untuk merebutkan tropy dari Bupati Ngawi. Sukadi ketua panitia festival dalang cilik dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga (Disporabudpar) Kabupaten Ngawi menjelaskan pihaknya melibatkan tiga dewan juri dari Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi).
Urainya, tiga dewan juri tersebut seperti Ki Suluh Juniarsah dari Pepadi Kabupaten Klaten, Ki Juworo Bayu Kusumo dari Pepadi Kabupaten Sragen dan Ki Halintar Cokro Padnobo dari Pepadi Kabupaten Surakarta.
Para dewan juri tersebut ungkap Sukadi, akan memberikan penilaian mendasar beberapa point penting sesuai dasar seni pedalangan wayang kulit termasuk iringan musik gamelan dari para pengrawit. “Dalam memberikan nilai para dewan juri ini mengacu pada sabet, ontowecono atau karakter suara dan terakhir pada penilaian iringan gamelan harus pas,” kata Sukadi.
Selain itu tambahnya, festival dalang cilik merupakan bagian dari agenda dalam peringatan HUT Kabupaten Ngawi ke-655. Sementara Ir Budi Sulistyono Bupati Ngawi memberikan apresiasi tersendiri atas terselenggaranya festival dalang cilik dan kerawitan yang bakal menjadi agenda rutin ini.
Jelasnya, wayang kulit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelestarian budaya Jawa yang adiluhung. “Melalui festival dalang ini sangat kita harapkan bersama nantinya anak dapat berkembang sesuai karakter bangsa Indonesianya yang berbudaya, karena seni wayang kulit tersebut di dalamnya terkandung tuntunan yang sangat mulia dalam rangka menjalani kehidupan di tengah masyarakat,” jelas Ir Budi Sulistyono. (sinarngawi.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar